Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skripsi, KKN, Magang di Tengah Pandemi? Suka Duka Mahasiswa 2017

Mahasiswa Angkatan 2017 di tahun 2020 ini sudah mulai menginjak semester 7. Tinggal satu tahun lagi masa hidupnya di bangku S1. Di semester-semester akhir inilah, mahasiswa dituntut untuk sudah/sedang menyelesaikan mata kuliah magang, KKN, dan skripsi. Bagaimana ya kira-kira tantangan yang harus mereka hadapi?

skripsi, kkn, magang di tengah pandemi
deardeadliner.com/skripsi, magang, kkn, di tengah pandemi

1. Magang di tengah pandemi

Magang pada umumnya

Kalau pada umumnya, mahasiswa magang biasanya akan melakukan pekerjaan di lapangan seperti karyawan pada umumnya. Mereka akan masuk kantor dan pulang seperti karyawan tetap. Dari situlah, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman kerja yang jauh berbeda daripada sekedar teori yang mereka pelajari di bangku kuliah.

Lalu, di tengah pandemi seperti ini? Bagaimana nasib Kuliah Magang Mahasiswa?

Ya, mahasiswa dituntut untuk beradaptasi. Sama seperti seluruh aspek yang dituntut untuk melakukan kegiatan secara online atau daring, mahasiswa magang juga sebisa mungkin melaksanakan kegiatan magangnya secara daring.

Ya, memang tidak semua kegiatan magang bisa dilaksanakan secara online. Akan tetapi, beberapa perusahaan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjalani magang secara online, misalnya media AkuTahu yang beberapa bulan lalu membuka kesempatan magang secara online dan berbayar.

Kelemahan Magang di Tengah Pandemi

Tentu saja, ini tidak akan sama dengan magang pada umumnya. Bahkan beberapa mahasiswa harus merelakan begitu saja tempat magang impiannya dan memilih untuk menyesuaikan diri dengan segala peraturan yang berlaku. Banyak dari mereka, yang karena pembatasan perjalanan, terpaksa tidak jadi magang di perusahaan start up di Turki, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand, bekerja sama dengan profesor di China, atau mengikuti kompetisi di Korea.

Ya, banyak sekali yang harus dikorbankan dengan kegiatan serba online ini.

Suka atau Keuntungan Magang di Tengah Pandemi

Tentu saja ada beberapa yang bisa kita sebut sebagai ‘suka’. Beberapa di antaranya adalah, mahasiswa bisa mengenal rekan-rekan magang dari tempat yang jauh sekalipun (yang kalau magang dilakukan secara offline, perusahaan hanya akan mengambil mahasiwa dengan domisili terdekat, misal). Karena magang dilakukan secara online, from home, jarak bukanlah kendala. Mahasiswa yang berasal dari mana pun bisa mengikutinya.

Keuntungan yang mungkin bisa didapat dari magang online ini salah satunya adalah waktu yang lebih fleksibel. Mahasiswa bisa mengerjakan tugas yang diberikan di waktu yang tidak terlalu sibuk. Dengan ini, mahasiswa bisa menyicil laporan KKN, Proposal skripsi, tugas UAS, yang tentu saja tetap akan membuat stress kalau tidak bisa mengelola dengan baik. Jadi, keuntungan atau bukan, itu tergantung dari sudut pandang masing-masing.

2. KKN di tengah pandemi

Kita berlanjut ke KKN.

KKN Pada Umumnya

Kuliah Kerja Nyata atau KKN biasanya dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat. Di sana, mahasiswa dituntut untuk bisa mengamalkan Tri Dharma perguruan tinggi yang salah satunya adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan memanfaatkan ilmu yang telah diperolehnya di bangku kuliah.

Mahasiswa pasti sering mendengar cerita menarik dari kakak tingkat mengenai keseruan KKN. Mulai dari mengajar anak-anak SD, membuat program pertanian, melipir ke pantai saat tidak ada proker, bahkan sampai harus menanggung dinginnya malam karena harus tidur di daeah pucuk gunung.

Tidak hanya hal seru saja, terkadang ada bumbu-bumbu seperti adanya penunggu di rumah yang ditempati, kejadian kesurupan, sampai yang ekstrem seperti cerita KKN di Desa Penari.

Semua hayalan itu sirna tatkala pihak kampus mengeluarkan kebijakan KKN DR atau KKN Dari Rumah.

Bebebapa bulan terakhir, mungkin kamu mengalami kejadian dimana feed Instagram kamu dipenuhi dengan twibbon atau infografis cara memakai masker yang benar, jaga jarak, cuci tangan, dan info lainnya mengenai penanggulanagan COVID19. Nah, itu jugalah salah satu program kerja KKN-DR. Baca di sini untuk membaca progrsm kerja lainnya tentang KKN DR. Mungkin kamu akan membutuhkannya di periode selanjutnya (semoga saja tidak) atau sekedar untuk bernostalgia.

Kelemahan KKN di Tengah Pandemi

Dukanya tentu saja kamu tidak akan merasakan keseruan-keseruan seperti yang diceritakan oleh kakak tingkat. Kamu tidak akan menemukan teman baru yang seakrab itu karena berbagi suka duka menjalankan KKN selama 45 hari.

Dukanya lagi, kamu harus menjalankan keseluruhan program kerja sendirian. Meskipun beberapa kampus membuat kebijakan KKN-DR bisa dilakukan berkelompok dengan teman dari satu daerah, akan ada program kerja tertentu yang harus dilakukan secara individu. Mahasiswa harus mempersiapkan semuanya, mulai dari rencana program kerja KKN, proposal, perizinan, sampai laporan. Ini menjadi tantangan tersendiri.

Keuntungan KKN dari Rumah (KKN DR)

Hmm … sepertinya sama dengan keuntungan Magang online. Waktu yang fleksibel. Dan … mungkin kamu yang ansos akan lebih dikenal oleh tetanggamu karena KKN DR ini fokusnya hanyalah masyarakat sekitar tempat tinggal. Dengan menjalankan program kerja di lingkungan tetangga sekitar, mereka mungkin akan mulai menyadari keberadaanmu :)

3. Skripsi di tengah pandemi

Last but not least, Skripsi di tengah pandemi. Mungkin ini yang akan menjadi paling berkesan–kalau tidak dibilang tersulit.

Kita bahas dukanya dulu, ya. [Tarik napas …, hembuskan]

Mengerjakan skripsi itu … [bentar, kayaknya udah kehabisan kata. Lanjut nanti, ya, mam dulu] [sehari kemudian …]

Kelemahan Mengerjakan Skripsi di Tengah Pandemi

Mengerjakan skripsi itu bukan sesuatu yang satu malam jadi. Butuh banyak ketekunan dan kesabaran. Proses yang panjang dan melelahkan.

Masa awal, seharusnya bisa digunakan untuk brainstorming, untuk menentukan topik yang benar-benar akan kita angkat dan geluti selama satu semester ke depan.

Ini biasanya bisa diwujudkan dengan banyak berdiskusi dengan teman, kakak tingkat, atau dosen. Dengan diskusi itulah yang akan mengembangkan ide kita yang semula abstrak sehingga menemui titik terang. Bertemu dan mengobrol dengan orang-orang tertentu ini bisa juga menjadi tempat kita mengeluarkan segala yang mengganjal.

Lain halnya dengan keadaan sekarang, dimana semuanya serba online. Beruntung untuk mereka yang masih tetap bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang akan memberi mereka inspirasi dan motivasi. Masalah pertama adalah, mahasiswa tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk bertemu teman dalam berbagi.

Masalah kedua adalah sumber referensi. Benar, kita bisa mengakses banyak hal secara daring. Akan tetapi, tentu saja itu tidak akan sebanding dengan saat kita bisa mengakses perpustakaan secara fisik.

Ketiga, masalah dosen pembimbing. Mari kita akui, berkonsultasi dengan dosen pembimbing ketika awal memulai skripsi bisa jadi sesuatu yang … kita sebut saja menantang. Itu bukan hal yang besar ketika kamu sudah menyiapkan semuanya. Tapi bagaimana ceritanya kalau kamu bahkan belum tau topik apa yang akan kamu bahas, referensi mana saja yang akan kamu gunakan, teori dari siapa saja yang akan kamu jadikan pedoman?

Ya, itulah dukanya mengawali pengerjaan skripsi di tengah pandemi, terkususnya bagi mereka para mahasiswa angkatan 2017. Teruntuk mahasiswa angkatan sebelumnya, mungkin mereka mendapatkan sedikit privilege untuk sementara waktu mengecap bagaimana rasanya melalui skripsi dengan keadaan masih normal. Akan tetapi, pada akhirnya, mereka juga akan merasakan dampak yang sama, dimana pandemi mungkin menyulitkan mereka untuk melakukan penelitian di lapangan yang tidak mungkin dilakukan di masa pandemi.

Keuntungan Mengawali Pengerjaan Skripsi di Tengah Pandemi? 

Emang ada?

[Setelah bersemedi selama dua hari … ]

Salah satu keuntungan mengerjakan skripsi di tengah pandemi adalah mahasiswa setidaknya tidak akan merasakan pedihnya kertas mereka dicoret-coret oleh dosen pembimbing. Di tengah pandemi seperti ini, dosen pembimbingmu mungkin akan memberimu kemudahan untuk melakukan konsultasi via online dan mengirimkan draft skripsi lewat e-mail. Bapak/ibu dosen mungkin akan menambahkan catatan langsung dari dokumen yang dikirim. Dengan begitu, kamu bisa melakukan revisi langsung dari softfile, tidak perlu dicetak.

Di sini, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari adanya pandemi?

Kita dituntut untuk selalu bisa beradaptasi, bahwa tidak segala hal akan berjalan sesuai rencana, bahkan yang tak direncanakan pun bisa saja terjadi begitu saja. Memang siapa yang terpikir untuk merencanakan akan adanya pandemi?

Dalam situasi apapun, live must go on.



Bagaimana pendapatmu? Share pendapatmu di kolom komentar ya. 

Kamu juga bisa memberikan saran dan pertanyaan di kolom komentar atau melalui laman contact. 

Jangan lupa subscribe dengan cara memasukan email di form subcribe untuk mendapatkan update artikel terbaru. Kamu hanya akan mendapat email terkait dengan artikel terbaru dari blog ini. 


Posting Komentar untuk "Skripsi, KKN, Magang di Tengah Pandemi? Suka Duka Mahasiswa 2017"